Konsep dan Peran Public Relation
Segala
sesuatu yang terjadi hari ini, pasti ada hubungan nya dengan hari kemarin. Seperti
yang akan kita bahas bersama disini yaitu Public
Relation yang bisa juga disebut Hubungan Masyarakat. Dalam sejarahnya
istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan
adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906
berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan
sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan
PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi
informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan
masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.
Tujuan,
teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu.
Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau
persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan
hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal
bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.
Penemuan
tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan.
Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi.
Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan
meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini
publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar
fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang
direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode
perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik,
menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.
Dalam
menjalankan praktek Public Relations,
ada kecenderungan praktisi Public Relations
untuk menjalankan fungsi-fungsi Public Relations
tertentuyang mengarah pada terbentuknya model-model Public Relations. Dalam upaya mencermati model-model Public Relations, Gruning dan Hunt
menggunakan pendekatan struktur horizontal dengan berdasarkan public, teknik komunikasi,
proses manajemen, wilayah geografis, account
executive system, dan perkembangan praktek Public Relations di Amerika Serikat.
1. Press Agentry Model (Model Keagenan Pers)
Model ini menunjukan praktek Public Relations dimana program-program Public Relations yang dijalankan memiliki tujuan tunggal untuk mendapatkan publisitas melalui media massa yang menguntungkan organisasi. Eric Godlman (1948) menyebut era ini sebagai era dimana publik dibohongi (the public to be fooled)
2. Public Information Model (Model Informasi Publik)
Pada awal ke-20, model informasi publik mulai berkembang. Praktek Public Relations bertujuan untuk menyebarkan informasi kepada publik. Peran praktisi Public Relations lebih ditekankan pada hubungan media dengan mengeluarkan press releases yang menjelaskan tindakan dan kegiatan mereka sesering mungkin. Praktisi yang mempraktekkan model ini sering disebut journalist in residence.
3. Two-way Assymetrical Model (Model Asimetris Dua Arah)
Model ini juga disebut sebagai model persuasi ilmiah (scientific persuasion)yang menggunakan hasil-hasil penelitian tentang sikapmisalnya, untuk merancang pesan. Edward L. Bernays, seorang tokoh histories Public Relations, mempercayaibahwa manusia dapat dimanipulasi dengan menunjukkan bukti keberhasilan propaganda Hitler mengenai Nazi pada Perang Dunia II. Model ini lebih mementingkan pembelaan organisasi daripada mencari solusi yang terbaik bagi penyelesaian problem Public Relations yang muncul.
4. Two-way Symmetrical Model (Model Simetris Dua Arah)
Model ini menekankan pentingnya perubahan perilaku organisasi untuk merespon tuntutan publik. Praktisi Public Relations suatu organisasi selain berfungsi untuk membujuk publik, ia juga berusaha untuk mempersuasi pihak manajemen organisasi agar mau memperhatikan apa yang menjadi keinginan publik.
Nah
setelah kita udah ngomongin sejarah dan konsep Public Relations. Sekarang kayanya udah waktu yang tepat buat
ngomongin apa sih peran dan fungsi Public
Relations. Berikut adalah peran dan fungsi Public Relations.
Kita
mulai dari posisi paling tinggi yaitu Penasehat Ahli (Expert Prescriber). Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi
dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan
publiknya (Communicator Fasilitator
). Tetapi di Indonesia sendiri belum ada seorang Public Relations yang menjabat sebagai Expert Prescriber. Dimana jaatan ini tetap dilakukan, tetapi dengan
Konsultan Public Relations. Jadi ia
tidak khusus untuk menjadi Expert
Prescriber.
Lalu
di posisi selanjutnya ada Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ). Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai
komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar
apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya
Yang
ketiga ada Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ). Nah peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan masalah
persoalan Public Relations ini
merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasihat ( adviser ) hingga mengambil
rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah
dihadapi secara rasional dan profesional.
Dan
terakhir, Teknisi Komunikasi ( Communication
Technician ). Peranan communications
technician ini menjadikan praktisi Public
Relations sebagai journalist in
recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal
dengan communication in organization.
Comments
Post a Comment